Sunday, August 30, 2015

Wanita Berkerudung Merah

by: pandu pramudita

Sebenarnya catatan ini saya alami di pertengahan tahun 2014, hanya saja saya lupa menyimpan di file mana. Baru kali ini saya menemukan dan berkesempatan untuk mengunggahnya. Cerita Wanita Berkerudung Merah itu memperlihatkan mimik dan laku berbeda dengan maksud dari tindakannya. Hanya dengan terus-menerus merenungkannyalah kita dapat memahami apa yang dimaksud si wanita itu.

Seminggu itu, tradisi makan malam sebelum menjelang tidur tumbuh dalam kebiasaan saya. Jalanan yang mulai menyepi di jalanan Yogyakarta dini hari tak memberikan kesunyian bagi perut yang lapar menjelang mata terpejam. Nasi lempok dengan lauk ayam goreng dicampur pecel, tak lupa terong goreng yang disantap dengan sambal tomat yang pedas. Rasa pedas bercampur manis membuat saya lupa jika saya adalah seorang yang tidak tahan dengan pedas, kata orang adalah lidah Jawa yang suka manis. Seperti malam sebelumnya, malam ini pun saya berjalan menuju sebuah tenda pedagang kaki lima di sisi Jalan Kaliurang, dekat tempat saya tinggal di Yogyakarta. Dan seminggu itu pula, saya selalu membeli makanan dengan menu makanan yang sama di warung yang sama.

Seorang wanita berkerudung merah, berpakaian hitam, duduk menunggu di kursi pelanggan, menengok ke sepanjang jalan, barang kali akan ada pelanggan yang berjalan atau singgah di warung nasi lempoknya, dan seorang pria yang duduk di belakang gerobak berdiam tak memberikan suatu aksi yang lebih bagi dagangannya, tak tahu tidak seperti biasa ketika saya datang yang menyambut menanyakan pesanan kepada si pembeli. Selalu wanita berkerudung merah itu yang melayani setiap apa yang saya pesan dengan di dampingi pria itu yang hanya duduk tak beranjak dari kursinya. Pada waktu saya datang dan masuk ke tenda tersebut, terlihat dua pasang, laki-laki dan perempuan yang sedang menyantap pesanan mereka di meja pelanggan, yang memanjang dari selatan-utara, diterangi lampu putih. Seperti biasa, nasi lempok dengan lauk ayam dan terong goreng yang saya pesan pada wanita itu. Belum kelar pesanan saya matang, salah satu pasangan telah menyelesaikan makan malamnya dan membayar sejumlah uang pada wanita berkerudung merah, si pria tetap duduk di belakang gerobak. Setelah sepasang pelanggan itu pergi, si pria ingin beranjak pergi, mungkin akan memberesi piring kotor yang telah usai dipakai oleh pelanggan tadi untuk makan di situ, namun dengan seketika si wanita menarik bajunya dan menyeret untuk duduk kembali sambil berkata “tak saduk sampeyan (aku tendang (di bagian kaki) kamu)” dengan nada layaknya orang Lamongan. Pria itu hanya membalasnya dengan cengengesan (cengar-cengir). “Apa yang sedang terjadi?”, tanya saya dalam pikiran. Setelah si wanita usai menggoreng ayam dan terong yang saya pesan dan kemudian membungkusnya beserta nasi dan sambal, kemudia dia menghampiri saya untuk memberikan pesanan tersebut seraya menyebutkan harga pesanan tersebut. Lalu saya beranjak dari tempat duduk dan berjalan menghampiri seraya mengeluarkan uang dari dompet. Sekelebat saya melihat ke arah pria itu dengan heran, mengapa celana yang satunya panjang dan yang satunya digulung? Mataku terfokus di lututnya yang pada waktu itu dia angkat sedikit menyender di palang kursi yang didudukinya, kemudian aku melihat sebuah luka yang ada di lututnya, aku rasa luka itu baru namun sudah agak kering tapi masih kemerahan.

Ialah Wanita Berkerudung Merah yang mungkin terlihat sedikit garang dalam perkataan dan mungkin tindakannya, tetapi maksud di balik itu menunjukkan rasa kepeduliannya kepada pria itu, yang saya yakini bukanlah suami atau kekasihnya, tetapi orang yang membentu si wanita berjualan nasi lempok. Pada akhirnya, tindakan maupun perkataan orang yang terlihat di mata dan terdengar di telinga tidak selalu nampa seperti kenyataan yang utuh. Hanya dengan selalu berkesadaran, merenungkan, memikirkan terus-menerus dengan teliti pada setiap hal yang uncul di sekitar adalah kebijaksanaan dalam hati manusia.

1 comments:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
Unknown said...

Sikapmu adalah cerminan dari dirimu. Sekasar apapun wanita berkerudung merah, akan tetap mengenang di hati pria itu, karena bukan perasaan benci yang dia berikan, justru rasa kepeduliannya.