Monday, November 30, 2015

SELFIE DARI AKU UNTUK KALIAN: Antara Eksis, Narsis, dan Eksibisionis

by pandu pramudita

Telah menjadi populer seiring perkembangan teknologi komunikasi yang digabungkan dengan teknologi penangkap gambar yang dikenal dengan kamera, memberikan kemudahan untuk setiap orang mengabadikan momen-momen mereka tanpa harus memiliki kamera eksklusif. Di samping itu, perkembangan kamera digital dengan ukuran yang dapat digenggam dan harga terjangkau juga memberikan peluang untuk banyak orang memiliki sebuah alat pengabadian gambar. Pengabadian gambar kemudian menjadi sebuah hal yang booming dalam jagad teknologi, yang biasa disebut fotografi. Dalam tren photography ini, muncul satu gaya yang menjadi trend di berbagai kalangan, yaitu yang dikenal sebagai selfie. Selfie pada dasarnya adalah sebuah gaya fotografi dengan mengambil potret diri sendiri.

Salah satu hal yang mengitari gaya fotografi yang satu ini adalah bahwa hasil dari selfi jarang kemudian menjadi sebuah karya yang berwujud lembaran kertas yang ditempel di dinding dalam bingkai atau terpasang pada album-album foto. Hasil dari selfie ini kebanyakan langsung diteruskan pada media-media sosial, seperti facebook, whatsapp, blackberry messagger, twitter, instagram, dan lain sebagainya. Artinya bahwa, selfie ini kemudian dipamerkan langsung kepada mereka yang terhubung dengan media sosial dalam jaringan pertemanannya, atau langsung ke dunia maya yang dapat diakses oleh siapapun.

Selfie Eksis

“Aku selfie maka aku ada”, mungkin sebuah kalimat yang bisa menggambarkan tindakan yang mereka lakukan pada saat memotret diri sendiri dan menyebarkannya di media sosial. Arti keberadaan dirinya dia wujudkan pada potret diri yang kemudian disebarkan di media sosial. Biasanya mereka menyebutkan ketika dia ingin ber-selfie dengan “eksis dulu yuk”, “eksis dulu donk”, atau “eksis, tetep”, dan lain sebagainya. Dalam selfie, eksis dapat dipahami sebagai usaha seseorang untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya sedang melakukan sesuatu, bertemu seseorang atau orang-orang tertentu, ataupun berada di suatu tempat. Dengan kata lain bahwa dia ingin menunjukkan keberadaannya kepada orang lain dan menunjukkan bahwa dirinya itu ada.

Selfie Narsis

Meski tidak jauh kedengarannya dengan narsis, namun kedua hal ini, antara eksis dan narsis, memiliki perbedaan yang tajam. Bahwa narisis adalah upaya untuk menyukai, mencintai, dan membanggakan diri sendiri. Namun, nasis bukanlah egois, karena penekanan egois adalah memikirkan diri sendiri tanpa menghiraukan keberadaan orang lain, dan ini lebih pada perlawanan dari eksis, bukan narsis. Sedang narsis penekanannya pada dia ingin menunjukkan kepada dirinya sendiri bahwa ada sesuatu hal dari bagian dirinya yang dapat dibanggakan atau dia sukai. Jika dilihat pada selfie, bahwa tindakan narsis ini tidak untuk ditujukan kepada orang lain, justru dia ingin menunjukkan kepada dirinya sendiri. Antara eksis dan narsis perbedaanya bahwa, meski hasil selfie keduanya ditunjukkan kepada orang lain, narsis tidak memiliki harapan untuk ditanggapi oleh orang lain, dan dia juga tidak usah memikirkan apa yang akan dipikirkan orang lain, yang terpenting adala dirinya sendiri menyukai apa yang dia miliki. Secara positif, mereka yang memiliki narsistik, dia memiliki kepercayaan diri yang bagus, namun negatifnya adalah jika hal ini sering dilakukan maka justru dia menunjukkan ketersendiriannya.

Selfie Eksibision Salah Satu Artis-Penyanyi
Hal ketiga mengenai selfie adalah eksibisionis, dimana hal ini lebih pada seksualitas. Pada dasarnya eksibision itu adalah bagian dari narsistik, yang memiliki tujuan untuk menunjukkan sesuatu yang ada pada dirinya untuk orang lain demi kepuasan dirinya sendiri. Dikatakan sebagai sebuah seksualitas, karena pada dasarnya eksibisionis adalah suatu tindakan untuk memuaskan seksualitasnya dengan menunjukkan bagian intim tubuhnya kepada banyak orang. Pada dasarnya bagian yang ditunjukkan itu adalah bagian-bagian intim miliknya, seperti payudara, vagina, maupun penis. Namun demikian, dalam mereka menunjukkan bagian-bagian tubuhnya, meski sebagian ditunjukkan secara vulgar, banyak diantara mereka juga menunjukkannya dengan tertutup hanya saja tetap menampakkan bagian yang ditutupinya. Dalam foto-foto selfie eksibisionis, hal yang ditekankan adalah bahwa foto diambil dengan usaha sendiri tanpa ada orang lain yang terdapat di sekitarnya. Hal ini memberikan sebuah pemaknaan bahwa ini adalah sebuah usaha dirinya untuk menunjukkan bagian tubuhnya semata-mata memang ditujukan untuk dilihat oleh banyak orang.

Eksibisionis tidak akan tampak jika di dalam foto terlihat terpisah antara kamera dengan dirinya, karena hal ini memungkinkan ada orang lain di situ untuk mengambil foto mereka. Mengapa jika ada orang lain tidak dikatakan eksibisionis? Karena apa yang dia tunjukkan tidak menggambarkan ditujukan oleh orang banyak, tapi kepada orang yang mengambil gambar dirinya, jika demikian dia pada dasarnya melakukan seksualitas yang normal, hanya saja mungkin sedang penetrasi atau pemanasan seksualitas untuk merangsang hasrat. Selain itu, hanya dengan berfoto selfie terbuka di ruang terbuka tidak cukup diakatan eksibisionis. Dikatakan eksibisionis sepanjang keterbukaan tubuhnya dilihat oleh banyak orang, baik itu dilakukan di depan umum yang terdapat banyak orang, atau langsung dihadapan kamera yang kemudian disebarkan di media sosial.

Dalam eksibisionis, letak seksualitasnya adalah ketika dia bisa menunjukkan bagian tubuhnya kepada orang banyak maka dia akan mendapat kepuasa seksualitas. Namun hal ini bukan disebut narsis, karena dalam seksualitas narsis, yang menekankan kepuasan dirinya dari dirinya, dilakukan dengan masturbasi. Namun demikian, mastrubasi dikatakan narsis sejauh imajinasi yang memunculkan kepuasanya adalah dirinya sendiri bukan imajinasi atas lawan jenis lain dalam bentuk tangannya sendiri. Meski eksibisionis bukanlah narsis, tapi narsis adalah bagian dari awal untuk eksibision. 

Saya sendiri tidak dapat mengatakan bahwa selfie eksibisionis salah untuk dilakukan meski pada dasarnya dapat dikatakan sebagai penyimpangan seksualitas tapi tidak saya anggap sebagai penyimpangan sosial. Bagaimanapun seseorang memiliki hasrat seksualitasnya sendiri-sendiri. Namun demikian, bukan tanpa sebab mereka melakukan eksibisionis. Saya sendiri tidak dapat menilai sepihak, karena dimungkinkan sekali banyak hal yang mengitari mereka untuk terdorong melakukan eksibisionis. Salah satu hal yang mungkin bisa saya terima adalah bahwa dia tidak mampu untuk menyalurkan seksualitasnya atau tidak mendapat kepuasan seksualitas. Selain itu, intimidasi dari orang-orang disekitarnya terhadap tubuhnya yang menimbulkan rasa bangga akan bagian tubuhnya menjadi salah satu motivasi bagi mereka untuk melakukan eksibisionis. 

Pada kesempatan ini, gambar-gambar yang saya tampilkan adalah gambar-gambar selfie dari peremupuan Indonesia, yang tidak lain karena saya sendiri adalah seorang laki-laki yang tidak mampu membuang terlalu banyak kejijikan untuk memandang selfie yang dilakukan oleh para laki-laki lain. Namun, pada dasarnya, banyak juga diantara laki-laki yang melakukan selfie eksis, narsis, sampai eksibisionis. 

Selfie-selfie Eksibisionis Perempuan Indonesia

0 comments:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com